Dalam beberapa tahun terakhir, cara masyarakat Indonesia berbelanja telah mengalami perubahan besar. Jika dulu pembayaran tunai mendominasi, kini semakin banyak orang yang beralih ke sistem digital, terutama dengan fitur “pay later” atau bayar belakangan. Fenomena ini bukan sekadar tren sementara data terbaru menunjukkan bahwa total transaksi pay later di Indonesia telah mencapai Rp8,56 triliun!
Angka fantastis tersebut menandakan bahwa masyarakat Indonesia semakin nyaman menggunakan fitur kredit instan ini, baik untuk belanja online, memesan makanan, hingga membeli tiket perjalanan. Pay later kini menjadi bagian dari gaya hidup digital, terutama bagi generasi muda dan pekerja urban yang mengutamakan kemudahan serta fleksibilitas keuangan.

Ledakan Pengguna dan Nilai Transaksi
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan beberapa platform fintech besar, pertumbuhan pay later di Indonesia meningkat tajam selama dua tahun terakhir.
- Nilai transaksi mencapai Rp8,56 triliun pada 2025.
- Jumlah pengguna aktif meningkat hingga lebih dari 12 juta akun terdaftar.
- Platform seperti ShopeePayLater, GoPayLater, Akulaku, Kredivo, dan Traveloka PayLater menjadi penyumbang terbesar transaksi nasional.
Faktor utama yang mendorong peningkatan ini adalah kemudahan akses, tanpa jaminan, dan proses verifikasi cepat. Pengguna cukup memiliki akun di e-commerce atau aplikasi tertentu, lalu bisa langsung menikmati fasilitas kredit tanpa perlu kartu kredit bank.
Mengapa Fitur Pay Later Begitu Diminati?
- Kemudahan dan Kepraktisan: Proses pendaftaran dan penggunaan Pay Later umumnya cepat dan sepenuhnya online, tanpa birokrasi rumit seperti pengajuan kartu kredit tradisional. Pengguna dapat langsung bertransaksi segera setelah aktivasi.
- Fleksibilitas Pembayaran: Pengguna dapat membeli barang saat dibutuhkan dan membayarnya di kemudian hari, baik secara penuh pada tanggal jatuh tempo tanpa bunga (jika dibayar tepat waktu), atau dengan opsi cicilan yang beragam (tenor 1-12 bulan). Ini meringankan beban keuangan langsung.
- Akses ke Kebutuhan Mendesak: Fitur ini berfungsi sebagai sumber dana darurat atau solusi ketika pengguna tidak memiliki cukup uang tunai atau saldo rekening pada saat pembelian mendesak.
- Banyak Promo dan Diskon: Penyedia layanan Pay Later sering kali menawarkan berbagai promosi menarik, seperti potongan harga, cashback, atau voucher belanja eksklusif, yang membuat pengguna semakin tertarik menggunakannya untuk berhemat.
- Manajemen Pengeluaran: Beberapa pengguna menggunakan Pay Later sebagai alat bantu untuk mengelola pengeluaran dan arus kas mereka, memungkinkan pemisahan antara kebutuhan harian dan pembayaran yang ditunda.
- Alternatif Kartu Kredit: Bagi individu yang tidak memenuhi syarat atau tidak ingin memiliki kartu kredit, Pay Later menjadi alternatif yang mudah diakses untuk mendapatkan fasilitas kredit.
- Membangun Skor Kredit: Penggunaan Pay Later yang bertanggung jawab dan pembayaran tagihan tepat waktu dapat membantu pengguna membangun atau memperbaiki skor kredit mereka, yang bermanfaat untuk akses layanan keuangan lainnya di masa depan.
- Rasa Aman dalam Bertransaksi: Banyak layanan Pay Later resmi telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia, memberikan rasa aman dan kepercayaan lebih kepada pengguna terkait keamanan data dan transaksi mereka.
Sisi Positif dari Pay Later
- Kemudahan dan Kepraktisan Transaksi: Proses pengajuan dan penggunaan Pay Later Royaltoto umumnya dilakukan secara online dengan verifikasi cepat, sehingga pengguna dapat bertransaksi kapan saja dan di mana saja, terutama dalam kondisi mendesak.
- Akses Kredit yang Lebih Inklusif: Layanan ini menjadi alternatif bagi individu yang mungkin tidak memiliki akses ke layanan perbankan konvensional atau kartu kredit, seperti UMKM atau pekerja informal.
- Fleksibilitas Pembayaran: Pengguna dapat memilih berbagai pilihan tenor pembayaran, mulai dari pembayaran penuh di bulan berikutnya hingga cicilan selama beberapa bulan, yang membantu mengelola arus kas pribadi.
- Sumber Dana Darurat: Pay Later dapat berfungsi sebagai sumber dana darurat untuk memenuhi kebutuhan mendesak, seperti pembayaran tagihan bulanan (listrik, air, BPJS) atau pembelian kebutuhan harian, saat dana tunai sedang tidak tersedia.
- Banyak Promo Menarik: Penyedia layanan Pay Later sering menawarkan berbagai promo, diskon, cashback, atau voucher belanja, yang dapat membantu pengguna menghemat uang saat berbelanja online.
- Membantu Mengelola Pembelian Besar: Dengan opsi mencicil, pembelian barang-barang dengan harga yang relatif besar menjadi lebih mudah dikelola dan tidak terlalu membebani keuangan sekaligus.
- Keamanan Transaksi: Banyak layanan Pay Later yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia, serta dilengkapi fitur keamanan seperti enkripsi data, yang menjamin keamanan transaksi online.
Resiko Atau Hal Yang Harus Kita Hadapin dari Memakai Pay Later
Risiko Finansial dan Utang:
- Terjebak dalam Utang yang Menumpuk: Kemudahan berbelanja dapat mendorong perilaku konsumtif berlebihan, yang menyebabkan penumpukan tagihan dan utang tanpa disadari.
- Bunga dan Biaya Tambahan: Layanan Pay Later seringkali membebankan bunga cicilan, biaya administrasi, dan biaya tersembunyi lainnya yang dapat membuat total pengeluaran membengkak dari harga asli barang.
- Denda Keterlambatan: Keterlambatan pembayaran tagihan akan dikenakan denda yang besarannya bisa mencapai persentase tertentu dari total tagihan, menambah beban finansial yang signifikan.
Dampak pada Keuangan Pribadi:
- Pengaturan Keuangan Terganggu: Adanya cicilan bulanan dapat mengganggu alokasi dana untuk kebutuhan yang lebih mendesak, sehingga manajemen keuangan pribadi menjadi tidak seimbang.
- Risiko Gagal Bayar: Jika dana yang disisihkan untuk membayar cicilan terpakai untuk hal lain, risiko gagal bayar (kredit macet) menjadi tinggi.
- Penurunan Skor Kredit: Riwayat pembayaran yang buruk atau keterlambatan dalam melunasi tagihan akan dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dapat merusak skor kredit Anda. Skor kredit yang rendah akan menyulitkan Anda untuk mendapatkan pinjaman atau fasilitas kredit lainnya di masa depan.
Tren Masa Depan: Pay Later Terintegrasi dan Aman
Integrasi yang Lebih Dalam
- Integrasi E-commerce dan Perbankan: Bank-bank besar mulai meluncurkan layanan Pay Later mereka sendiri yang terintegrasi langsung dalam aplikasi super app perbankan (seperti Livin’ by Mandiri dan myBCA), menjadikannya alternatif pembayaran yang mudah diakses oleh nasabah eksisting.
- Ekosistem yang Lebih Luas: Integrasi tidak hanya terbatas pada e-commerce, tetapi juga meluas ke layanan lain seperti transportasi daring, perjalanan (travel), dan bahkan pembelian offline melalui pemindai QR, menjadikannya metode pembayaran yang universal.
- Personalisasi Layanan: Dengan integrasi data yang lebih baik, penyedia layanan dapat menawarkan limit kredit yang lebih sesuai dan penawaran yang dipersonalisasi berdasarkan riwayat transaksi dan profil keuangan pengguna.
Keamanan dan Perlindungan Konsumen
- Regulasi dan Pengawasan OJK: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat pengawasan dan regulasi untuk memastikan penyedia layanan beroperasi secara legal, transparan, dan melindungi konsumen. Hanya layanan yang berizin dan diawasi OJK yang dianggap aman.
- Peningkatan Keamanan Data: Penyedia layanan akan mengadopsi teknologi keamanan yang lebih canggih, seperti enkripsi data yang kuat, otentikasi multi-faktor, dan pemantauan transaksi real-time untuk mencegah penipuan dan kebocoran data.
- Edukasi Literasi Keuangan: Terdapat dorongan kuat untuk meningkatkan literasi keuangan di masyarakat mengenai risiko dan manajemen utang Pay Later, sehingga pengguna dapat menggunakan layanan ini secara bijak dan menghindari kredit macet.
- Mekanisme Pembatalan Transaksi yang Jelas: Penyedia layanan akan menyediakan mekanisme pembatalan transaksi yang resmi dan transparan untuk meningkatkan perlindungan konsumen.
Cara Menggunakan Pay Later Secara Bijak
- Prioritaskan Kebutuhan: Gunakan hanya untuk kebutuhan mendesak, bukan keinginan impulsif.
- Buat Anggaran: Masukkan tagihan Pay Later ke dalam anggaran bulanan dan batasi total cicilan.
- Bayar Tepat Waktu: Selalu bayar lunas tagihan sebelum jatuh tempo untuk menghindari denda dan bunga.
- Pahami Biaya: Teliti skema biaya, bunga, dan denda keterlambatan sebelum bertransaksi.
- Kendalikan Diri: Hindari penggunaan berlebihan dan jangan tergiur promo yang mendorong belanja konsumtif.
- Pilih Tenor Pendek: Manfaatkan tenor terpendek, idealnya langsung lunas dalam satu bulan.
Kesimpulan
Lonjakan transaksi pay later hingga Rp8,56 triliun membuktikan bahwa masyarakat Indonesia semakin melek digital dan mencari kemudahan dalam bertransaksi. Fitur ini telah menjadi simbol gaya hidup modern yang cepat, praktis, dan fleksibel.
Namun, di balik kenyamanan itu, diperlukan kesadaran finansial yang matang agar tidak terjebak dalam jeratan utang konsumtif. Jika digunakan secara bijak, pay later bukan hanya alat bantu transaksi, tapi juga solusi keuangan cerdas yang mendukung ekonomi digital Indonesia.
