Pada Senin, 29 September 2025 sekitar pukul 15.35 WIB, sebuah kejadian memilukan terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Mushala (bangunan tempat shalat berjamaah) yang sedang dalam tahap pembangunan atau renovasi runtuh secara tiba-tiba saat ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjamaah.

Kronologi Kejadian
- Penggunaan Mushala saat Renovasi
Bangunan mushala tersebut sedang dilakukan pengecoran lantai atas (lantai ke-3 atau ke-4, tergantung laporan) sebagai bagian dari perluasan/penambahan lantai bangunan. - Ketidakstabilan Struktur
Sebelumnya santri merasakan ada getaran dan suara gemuruh dari bagian atas bangunan. Salah satu santri bernama Wahid menyebut, “ruang mushalla … sempat bergoyang sebelum ambruk.”
BNPB menyebut, penyebab utama runtuhnya karena fondasi / tiang pondasi tidak kuat menahan beban pengecoran tambahan di lantai atas. - Saat Shalat Ashar
Ketika para santri sedang shalat Ashar berjamaah sekitar pukul 15.00-15.35 WIB, bagian mushala merespon beban tambahan tersebut dengan ambruk, yang pada akhirnya menimpa santri di dalamnya. - Evakuasi & Respons Pertolongan
Tim SAR (Basarnas), BPBD, TNI-Polri, RSUD Sidoarjo, dan instansi lainnya bergerak cepat mengevakuasi korban. Ambulans berjaga, rumah sakit dipersiapkan. Sekda dan Gubernur Jatim menjamin bahwa biaya rumah sakit bagi korban akan ditanggung Pemkab Sidoarjo dan Pemprov Jawa Timur.
Namun, penggunaan alat berat belum bisa dilakukan langsung karena khawatir runtuhan susulan dan agar evakuasi tidak makin membahayakan korban yang masih tertimbun.
Dampak & Korban
- Korban jiwa: beberapa santri meninggal dunia. Laporan terkini menyebutkan jumlah kematian mungkin bertambah.
- Korban luka: puluhan santri terluka, mengalami cedera di kepala, patah tulang, dan luka-luka serius lainnya. Beberapa harus menjalani operasi.
- Korban terjebak: pada laporan awal, ada tujuh santri yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan dalam kondisi terluka dan masih mungkin selamat.
- Jumlah santri yang terkena dampak: laporan menyebut ada sekitar 100 santri di mushala saat kejadian.
Analisis Penyebab
Berdasarkan temuan sementara dan pendapat ahli:
- Kegagalan Struktur (Structural Failure)
Fondasi atau tiang penopang tidak dirancang atau tidak kuat untuk menahan beban tambahan dari lantai yang baru dibangun. - Pembangunan / Renovasi tanpa izin yang memadai
Proses pengecoran yang dilakukan di lantai tambahan diduga tidak sesuai standar dan mungkin tanpa izin yang lengkap. - Beban Tiba-tiba dan Overload
Beban material beton serta pekerjaan pengecoran yang berat memberikan tekanan yang mendadak ke struktur bawah. Tanpa distribusi beban yang tepat, tiang/fondasi tidak mampu menahan. - Kurangnya Pengawasan Teknis
Ahli teknis seperti dari ITS menyebut bahwa kerusakan pada komponen struktur: kolom, balok, pelat beton sudah parah menunjukkan kegagalan menyeluruh. Pengawasan dari pihak pemerintah atau dinas terkait tampaknya belum cukup efektif.
Penanganan & Langkah Respons
- Evakuasi korban dengan prioritas tinggi, terutama santri Royaltoto yang masih terjebak.
- Perawatan kesehatan: semua korban yang masuk rumah sakit akan ditanggung biayanya oleh Pemkab Sidoarjo untuk layanan di RSUD, dan oleh Pemprov Jatim jika melibatkan rumah sakit swasta.
- Posko informasi didirikan agar keluarga dan wali santri bisa mendapatkan informasi yang akurat mengenai korban.
- Pengecekan struktur bangunan sekitar agar tidak terjadi runtuh susulan yang membahayakan.
Pelajaran yang Bisa Diambil
- Standar konstruksi dan izin sangat krusial
Bangunan publik, terutama yang digunakan untuk kegiatan ramai seperti mushala atau ruang aula, harus dibangun sesuai standar, dengan izin dan pengawasan teknik. - Manajemen risiko saat renovasi
Renovasi yang melibatkan penambahan lantai atau beban baru harus mempertimbangkan kapasitas struktur lama. Evaluasi keandalan fondasi sangat penting. - Pemeliharaan dan inspeksi rutin
Tidak cukup hanya membangun, pemeliharaan dan inspeksi berkala terhadap struktur harus dilaksanakan agar kelemahan dini bisa diketahui sebelum menjadi bencana. - Pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat
Dalam kejadian seperti ini, respons cepat SAR, bantuan medis, dan koordinasi pemerintah sangat menentukan jumlah korban yang bisa diselamatkan.
Kesimpulan
Runtuhnya mushala di Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, adalah tragedi yang sangat menyedihkan. Ia menjadi pengingat bahwa keselamatan struktural, pengawasan teknis, izin, dan standar bangunan bukanlah hal yang bisa dipandang ringan. Banyak santri dan keluarga terdampak secara fisik dan emosional.
Semoga kejadian ini memicu perubahan sistemik: penguatan regulasi bangunan, pendekatan lebih hati-hati dalam renovasi dan pembangunan fasilitas publik, serta adanya tindakan preventif agar tak ada lagi tragedi serupa di masa depan.
Harapan ke Depan
- Pemeriksaan menyeluruh terhadap bangunan-bangunan pesantren dan fasilitas umum lain agar memiliki sertifikasi keamanan struktural.
- Peran lebih aktif dari pemerintah daerah dalam memastikan bangunan pendidikan/pesannya sesuai standar.
- Edukasi kepada pengelola pesantren tentang pentingnya konstruksi aman dan prosedur pembangunan yang benar.