Hari ini, Selasa 26 Agustus 2025, pusat Kota Medan kembali menjadi sorotan publik setelah ribuan mahasiswa turun ke jalan menuju Gedung DPRD Sumatera Utara. Aksi yang awalnya berlangsung damai dengan orasi dan pembacaan tuntutan, berubah memanas ketika massa mencoba menerobos barisan aparat keamanan. Situasi kian ricuh setelah pagar DPRD ambruk, disertai bakar ban, serta balasan gas air mata dan water cannon dari polisi. Demo ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan gelombang besar aspirasi mahasiswa yang menyoroti masalah tunjangan DPR, korupsi, transparansi anggaran, hingga reformasi politik. Bagi warga Medan, peristiwa ini menjadi babak baru dalam sejarah gerakan mahasiswa di Sumatera Utara, sekaligus refleksi ketegangan antara rakyat dan wakil rakyat.

Tuntutan Mahasiswa: Selusin Aspirasi Rakyat
Peserta aksi membacakan 12 tuntutan utama, yang sebagian besar menyoroti ketimpangan kebijakan dan minimnya keterbukaan pejabat:
- Hapus tunjangan mewah anggota DPR
- Gaji DPR disesuaikan dengan UMK/UMP
- Sahkan RUU Perampasan Aset & Anti-Korupsi
- Transparansi hasil audit BPK/KPK
- Alihkan anggaran perjalanan DPR untuk program pro-rakyat
- Reformasi partai politik dari oligarki
- Kawal RKUHAP agar tidak represif
- Sahkan RUU Masyarakat Adat
- Tolak UU TNI dwifungsi militer
- Tolak RUU Polri yang memperluas kekuasaan
- Usut tuntas kasus korupsi di Sumut
- Evaluasi kepemimpinan Gubernur Sumut
Memuncak ke Aksi Fisik
- Ketegangan meningkat saat mahasiswa mencoba menerobos pagar DPRD, yang kemudian ambruk. Mereka juga membakar ban dan melempar berbagai benda ke arah aparat.
- Polisi merespons dengan menyemprotkan air dari mobil water cannon dan menembakkan gas air mata. Bentrok terjadi hingga massa mundur sejauh satu kilometer.
Korban Tak Hanya dari Demonstran
- Tak hanya mahasiswa yang terdampak, beberapa warga sipil di sekitar lokasi juga terkena efek gas air mata. Beberapa korban merasakan panas di wajah dan kesulitan bernapas. Mereka berusaha meredam rasa perih dengan mengoleskan odol atau mencuci wajah.
- Seorang wartawan bahkan jadi target intimidasi oleh oknum aparat yang merampas ponselnya saat mencoba merekam situasi.
Ringkasan Kronologi Aksi
Waktu | Kronologi Singkat |
---|---|
Pukul 14.00 WIB | Massa mahasiswa berkumpul dan membentangkan spanduk tuntutan. |
Siang–Sore | Aksi memanas: pembakaran ban, upaya menerobos pagar, bentrokan dengan aparat. |
Menjelang Petang | Polisi kerahkan water cannon & gas air mata; massa mundur ke area sekitar. |
Korban | Mahasiswa dan warga menjadi korban gas air mata; wartawan diintimidasi. |
Kesimpulan
Aksi demonstrasi di Gedung DPRD Sumatera Utara pada 26 Agustus 2025 menjadi catatan penting tentang bagaimana suara mahasiswa dan masyarakat berusaha menembus dinding kekuasaan. Meski dimulai dengan damai, bentrokan yang terjadi memperlihatkan masih lebarnya jarak antara rakyat dengan wakil rakyat. Puluhan tuntutan yang dibawa mahasiswa mulai dari penghapusan tunjangan DPR, transparansi anggaran, hingga pemberantasan korupsi mencerminkan keresahan publik yang tak bisa lagi diabaikan. Namun sayangnya, perlawanan justru dijawab dengan gas air mata dan kekerasan, membuat korban bukan hanya mahasiswa, tetapi juga warga sipil dan jurnalis.