Taiwan baru saja menghadapi salah satu bencana terparah dalam beberapa dekade terakhir ketika Topan Ragasa melanda wilayahnya. Dengan kekuatan angin ekstrem dan curah hujan sangat tinggi, badai ini bukan hanya merusak infrastruktur dan melumpuhkan aktivitas masyarakat, tetapi juga memicu pecahnya barrier lake di Hualien yang berujung pada banjir bandang besar. Ribuan warga harus dievakuasi, puluhan orang dinyatakan hilang, dan korban jiwa pun terus bertambah. Kejadian ini menjadi peringatan betapa dahsyatnya dampak cuaca ekstrem terhadap negara kepulauan seperti Taiwan. Lalu, bagaimana kronologi topan ini, dampak yang ditimbulkannya, serta langkah pemulihan yang dilakukan pemerintah?

Kronologi dan Perkembangan Ragasa di Taiwan
- Ragasa bergerak mendekat ke Taiwan, dengan wilayah selatan dan timur menjadi yang paling terdampak. Peringatan darat dikeluarkan untuk beberapa kabupaten seperti Hualien, Taitung, Pingtung, dan pesisir tenggara lainnya.
- Kecepatan angin dekoratif diperkirakan mencapai 190–200 km/jam, dengan hembusan angin puncak bahkan mencapai sekitar 234–245 km/jam.
- Ragasa dianggap sebagai topan terkuat tahun ini di Taiwan, dengan potensi hujan ekstrem dan gelombang laut tinggi.
Barrier Lake Pecah — Pemicu Banjir Besar
- Diocese di Hualien, sebuah danau alami (barrier lake) yang terbentuk akibat longsoran di sungai tributari Mataian Creek di wilayah atas Guangfu pecah ketika hujan dari Ragasa membuat danau itu meluap.
- Sebelum pecah, barrier lake itu menahan kira-kira 91 juta ton air, dan saat meluap sekitar 60 juta ton air dilepaskan dalam waktu sesaat — sekitar 75% volume danau hilang akibat aliran tersebut.
- Dampaknya luar biasa: air banjir menyerang desa-desa di sekitar, infrastruktur rusak, tanah longsor terjadi, dan ribuan penduduk dipindahkan.
Dampak dan Korban
- Korban jiwa: setidaknya 14-17 orang meninggal di Taiwan, khususnya di Hualien. Jumlah orang hilang juga cukup besar, mencapai puluhan hingga ratusan orang.
- Kerusakan fisik: jalan, jembatan, rumah, dan fasilitas publik di beberapa desa, terutama Guangfu dan Desa Dama, rusak parah. Bridge (jembatan) di kawasan Mataian juga dilaporkan rusak atau hancur.
- Evakuasi dan kehilangan tempat tinggal: ribuan warga dievakuasi, baik ke tempat penampungan sementara atau menyelamatkan diri ke lantai atas rumah mereka. Di Desa Dama, sekitar 60% dari populasi desa (sekitar 5.200 orang) tinggal di lantai atas rumah atau mengungsikan diri.
- Gangguan transportasi dan listrik: banyak penerbangan dan layanan feri dibatalkan, kereta api di beberapa jalur dihentikan, dan wilayah-wilayah terdampak sebagian besar mengalami padam listrik.
Penyebab dan Faktor yang Memperparah
- Curah hujan ekstrem
Ragasa membawa hujan lebat di beberapa wilayah, terutama di bagian timur Taiwan. Beberapa daerah mengalami hujan lebih dari 500 mm selama 24 jam di daerah pergunungan. - Formasi barrier lake
Danau alami yang terbentuk akibat longsoran sebelumnya di sungai tributari menjadi potensi bahaya besar karena menahan air yang kemudian terbongkar ketika tekanan air terlalu besar. - Geografi dan kondisi alam yang rentan
Topografi perbukitan dengan banyak sungai, serta daerah rawan longsor, memperparah dampak saat hujan deras dan banjir. - Akses yang terbatas ke daerah pegunungan
Barrier lake tersebut berada di daerah terpencil di pegunungan Hualien, sulit dijangkau, membuat mitigasi seperti pengurangan volume air dan pembersihan rubuh yang terjadi sebelumnya sulit dilakukan secara efektif.
Upaya Tanggap dan Pemulihan
- Evakuasi darurat dilakukan di beberapa desa, terutama yang berada dekat barrier lake dan wilayah pesisir/dataran rendah.
- Pemerintah memperingatkan warga via peringatan cuaca ROYALTOTO, menyetop layanan transportasi dan kapal, dan menutup sekolah di daerah-terdampak saat badai mendekat.
- Tim penyelamat dan pemadam kebakaran dikerahkan, terutama di Hualien, untuk membantu korban, mencari orang hilang, serta menanganan infrastruktur yang terseret banjir.
Tantangan ke Depan
- Pencegahan efek barrier lake di masa mendatang: perlu pemantauan rubuh dan longsor di hulu sungai, serta identifikasi potensi area rawan serta mitigasi seperti pembersihan material longsor rutin.
- Infrastruktur yang lebih tahan bencana: termasuk drainase yang memadai, bangunan jembatan dan jalan yang memperhitungkan aliran air ekstrim.
- Sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat agar warga di daerah pegunungan atau dekat sungai siap evakuasi cepat.
- Pemulihan ekonomi dan sosial bagi korban: rumah, pertanian, dan sumber penghidupan banyak yang rusak, perlu bantuan dan program pemulihan.
Kesimpulan
Topan Ragasa merupakan salah satu bencana alam paling serius yang melanda Taiwan di tahun 2025. Bukan hanya kekuatan badai dan angin yang merusak, tapi juga pecahnya barrier lake yang menyebabkan banjir bandang sangat merusak dan mematikan. Korban jiwa dan kerusakan infrastruktur menunjukkan bahwa cuaca ekstrem dengan efek alamiah seperti pengendapan atau longsor memerlukan perhatian serius dalam perencanaan mitigasi dan kesiapsiagaan. Taiwan sekarang menghadapi tugas berat untuk pulih, memperbaiki infrastruktur, dan memperkuat sistem peringatan serta mitigasi agar bencana serupa dapat dikurangi dampaknya di masa depan.